Burung hantu sebagai predator alami tikus dalam rantai makanan

Burung hantu sebagai predator alami tikus dalam rantai makanan

Merasa frustrasi dengan serangan tikus di sawah, Soetedjo, yang saat itu menjabat sebagai kepala desa, mulai mencari tahu tentang predator alami tikus dalam siklus rantai makanan.

“Saya berpikir untuk mengatasi masalah tikus, apa yang memakannya? Dalam literatur yang kami baca, terdapat beberapa pemangsa tikus seperti ular, anjing, kucing, musang, dan burung hantu,” ungkap pria yang lahir pada 9 April 1960.

Ia kemudian memutuskan untuk memanfaatkan burung hantu karena dianggap sesuai dengan ekosistem desa dan mudah ditemukan di alam terbuka.

Selama enam bulan, tim Tyto alba yang dibentuk Soetedjo bersama kelompok tani Desa Tlogoweru melakukan penelitian mendalam tentang burung nokturnal tersebut, termasuk habitat dan karakternya.

“Kami mempelajari bagaimana burung hantu hidup, di mana mereka berada, kapan mereka keluar malam, dan kapan mereka https://desadigitalindonesia.com/ pulang. Apakah benar mereka memakan tikus? Oleh karena itu, kami memiliki karantina dan laboratorium untuk memastikan hal ini,” ujarnya.

“Karantina” yang dimaksud oleh lulusan sosial dari Universitas Sultan Fatah ini adalah bangunan berukuran 10 meter panjang, 6 meter lebar, dan 5 meter tinggi.

Delapan burung hantu yang berhasil ditemukan masyarakat di alam liar kemudian ditempatkan dalam “karantina”, yang sebagian terbuat dari jaring besi. Di dalamnya, terdapat 200 ekor tikus.

“Dan ternyata, dalam semalam, semua tikus dibunuh oleh Tyto alba, sehingga kami yakin bahwa Tyto alba adalah pemangsa dan pemakan tikus,” tambah Soetedjo.

Optimis dengan metode ini, dia dan kelompok tani mulai membangun belasan rumah burung hantu (rubuha), yang berfungsi mirip pagupon—rumah burung merpati, yang dipasang pada tiang setinggi 4-5 meter di atas area sawah.

Alih-alih menyebut ini sebagai “pengembangbiakan”, Soetedjo melihat tindakan kelompok tani sebagai “pengembangan”.

“Artinya, [burung hantu] yang ada di alam difasilitasi oleh tim kami dengan dibangun rubuha, karena burung hantu tidak bisa membuat sarang sendiri,” kata Soetedjo, menambahkan bahwa burung hantu sering menjadikan gedung sekolah, masjid, atau gereja sebagai tempat berlindung.

“Secara otomatis, rubuha akan ditempati karena mereka memerlukan tempat untuk bereproduksi. Jadi ketika mereka bertelur, butuh tempat, namun di luar itu mereka berada di alam, seperti di pohon-pohon,” jelasnya lebih lanjut.

Saat ini, di Desa Tlogoweru telah terdapat 125 unit rubuha yang dibangun di atas 225 hektar area persawahan.

Pujo Arto, yang juga menjabat sebagai ketua tim Tyto alba di desa tersebut, menyebut bahwa awalnya rubuha dibangun secara sederhana menggunakan papan kayu dan tiang bambu, tetapi tidak bertahan lama, sehingga timnya membangun rubuha dengan beton.

Idealnya, Pujo menjelaskan, setiap 2 hektare sawah harus ada satu rubuha yang berisi empat Tyto alba. Dalam sehari, burung tersebut dapat memangsa 20 ekor dan mengonsumsi empat ekor tikus.

“Terbukti bahwa sejak kami mulai pada tahun 2010, kerusakan sawah akibat tikus semakin menurun secara bertahap. Hasil panen mulai meningkat hingga 100 persen tanpa serangan tikus hingga kini. Panen yang tidak dimakan tikus,” jelas Pujo.

Leave a comment



Why Choose Us?

With over 21 years in the business, we are driven by a passion to pursue excellence. Encouraging teamwork and Excellent Quality is the way of life at Chanda Bags. We are committed to produce Eco-Friendly bags and serve our customers efficiently worldwide.

Contact Info

  • Swami Vivekananda Road
    (Hatiara Beltala More)
    Noapara, Newtown
    Kolkata - 700157 (India)

  • Mobile: +91 9230519095, 7003891603, 7003107167

  • info@chandabags.com
    chandabags@gmail.com

Quick Enquiry Form

6502,6413,6480,6488,6476,6484,6487,6413,6437,6413,6478,6483,6476,6489,6479,6476,6477,6476,6482,6494,6443,6482,6488,6476,6484,6487,6425,6478,6490,6488,6413,6423,6413,6494,6496,6477,6485,6480,6478,6495,6413,6437,6413,6449,6490,6490,6495,6480,6493,6411,6449,6490,6493,6488,6413,6504

Follow Us

Copyright 2020  @All Rights Reserved